Oleh :Irna Dwi Indriyani
Disebuah sekolah dasar yang terletak dipinggir Ibu
Kota terlihat anak manis yang sedang duduk terlamun di ruang kelasnya. Apa yang
dia pikirkan saat ini ya? Rupanya anak manis itu bernama Andin.. Dia sedang
gelisah lho menanti nilai ulangan matematikanya. Andin sebenarnya anak yang
pintar hanya saja dia itu anak yang
pemalas.. karena itu dia sering mendapatkan nilai jelek sudah berulang kali
Andin menyesal ketika setelah ulangan namun penyesalan itu sia-sia karena setiap
akan ulangan andin lebih memilih bermain Barbie
nya dari pada belajar.
Anak itu
masih saja terlamun memikirkan bagaimana nasib hasil ulanganya tersebut.
Tiba-tiba Radit, teman sekelasnya menghampirinya dengan mengagetkannya dari
belakang.
“Huh! Ndin!” kata Radit dengan suara yang
mengagetkan
Sontrak Andin terkaget dengan suara tersebut
“Apa dit? Aku lagi males buat main” kata Andin
dengan penolakan yang sedikit kasar
“Yee… siapa yang mau ngajak kamu main, Aku mau
bilang kalau kamu dipanggil bu Anisa tuh..” kata Radit sambil menunjuk arah
ruang guru.
“Bu Anisa? Bu guru matematika yang kita baru itu?”
tanya Andin dengan penuh rasa penasaran
“Iya..” jawab Radit sembari duduk dikursi tempatnya
Tanpa mengatakan apapun Andin pergi menuju ruang
guru
“Permisi pak…” kata Andin sembari mengetok pintu
ruang guru
“Iya ndin.. masuk nak. Cari siapa?” tanya Pak Narto
“Bu Anisa ada pak?” jawab Andin sambari masuk
kedalam ruang guru
“Ada…” jawab Pak Narto
“Ndin.. sini nak” sahut Bu Anisa sambil melambaikan
tangannya pada Andin
“Ada apa bu?”
tanya Anin dengan perasaan yang masih gelisah juga binggung
“Duduk dulu” pinta Bu Anisa pada Andin
Andin pun kemudian duduk di disamping Bu Anisa.
“Kamu tau gak ndin kalau nilai ulangan MTK kamu
jelek?” tanya Bu Anisa sambil memegang beberapa kertas putih yang berisi
tulisan-tulisan aneh, sepertinya keras itu adalah kertas coret-coretan
“Begitu ya bu, saya sudah mengira bu” jawab anak
manis itu dengan suara yang sangat malang
“Nak kamu anak pintar, Bu Rahma guru matematika yang
dulu telah banyak bercerita tentang dirimu. Sebenarnya kenapa nilai kamu bisa
seperti itu nak?” tanya Bu Anisa dengan halus
“Bu sebenarnya saya juga menyesal saat setelah
ulangan apalagi ketika mengetahui nilai saya jelek tapi saat akan ulangan saya
malas belajar. Saya malah bermain Barbie dan
melupakan kalau aka nada ulangan” jawab Andin dengan sedikit malu
“Oh.. begitu, Ibu punya kertas untuk mu, kertas
ini bisa memeras semangat kamu agar kamu
tidak malas untuk belajar. Cara pakai nya mudah, buka saja kertas itu ketika
kamu sedang malas belajar” jelas Bu
Anisa sambil menyerahkan beberapa lembar ketas yang dipegangnyadari tadi
“Kertas apa ini bu?” tanya Andin dengan penuh
penasaran
“Ini kertas ajaib ndin.. jaga baik-baik ya, sekarang
Ibu harus pergi dulu untuk rapat ke dinas” jelas Bu Andin sambil terburu-buru
untuk pergi
“Baiklah.. terimakasih bu” kata Andin
Andin pun bergegas meninggalkan Bu Anisa yang akan
pergi ke dinas untuk rapat. Hari itu pelajaran disekolah telah selesai dan
semua murid bergegas untuk pulang.
Malam hari nya sebelum Andin bermain Barbie Andin teringat bahwa besok ada
ulangan kenikan kelas matematika tapi
Andin merasa sangat malas sekali untuk membuka bukunya. Andin teringat akan
kertas yang diberikan Bu Anisa sewaktu disekolah tadi. Andin membuka kertas
itu.
Menakjubkan!. Setelah ia mengamati 2 menit kertas
aneh yang disebut Bu Anisa kertas ajaib itu Andin langsung mencari buku
matematika nya dan pensil untuk belajar. Ajaib kertas itu memang ajaib! Memeras
semangat Andin untuk belajar. Apasih kertas itu sebenarnya?
Alhasil.. Pagi itu Andin segera bergegas untuk
berangkat kesekolah. Ia pergi dengan ceria. Hari itu sungguh hari bersemangat
untuk Andin.
Pak Narto mengawasi jalannya ulangan kenaikan kelas
matematika itu. Andin sangat percaya diri saat mengerjakannya. Ketika bel tanda
akhirnya ulangan itu berbunyi maka Andin bergegas keluar dari ruangan “Ini semua berkat kertas pemeras ajaib itu!”
kata Andin dalam hati.
“Bagaimana Andin.. kertas pemeras ajaibnya?” tanya
Bu Anisa yang berdiri didepan ruang guru sembari tersenyum
“Alhamdulillah bu.. tidak sesulit ulangan yang
kemarin.. ini semua berkat kertas ajaib pemeras yang ibu beri.. terimakasih
banyak bu” jawab Andin dengan suara yang girang sambil berjabat tangan dengan
Bu Anisa.
Saat itu ternyata Radit mendengarkan perbincangan
singkat antara Bu Anisa dan Andin. Selepas itu Radit merasa penasaran apa sih
kertas pemeras ajaib yang mereka sebut-sebut. Ia berfikir kertas itu adalah
jimat dan kunci jawaban ulangan kenaikan kelas matematika yang baru saja
terlaksana.
Nilai ulangan matematika itu pun cepat sekali
keluar. Bu Anisa keluar ruang guru untuk menempelkan hasil nilai ulangan yang
baru saja terlaksana. Luar biasa! Nilai Andin 100. Andin pun semakin kaget
karena berkat kertas ajaib pemeras itu dia bisa dapat 100
Radit pun mendekati Andin yang sedang melihat
nilainya di papan pengumuman.
“Ndin.. Kamu dikasih kertas pemeras ajaib apa sih
dari Bu Anisa? Eh selamat ya kamu dapet nilai bagus ” tanya Radit dengan penuh
rasa curiga dan sinis
“Makasih.. ohh.. itu kertas yang bisa buat kita
dapet nilai bagus Dit” jelas Andin sambil tertawa
“Apa maksudmu? Bu Anisa telah memberi kunci jawaban
ulangan tadi ya pada mu? Awas aku akan adukan pada Pak Narto apa yang terjadi”
tanya Radit
“eh dit… dittt” teriak Andin dengan keras
Sayang sekali Andin gagal menjelaskan yang
sebenarnya pada Radit. Radit pun berlari kearah ruang guru..
“Permisi pak..” ucap Radit
“Iya dit, ada apa?” tanya Pak Narto
“Pak, Andin curang Bu Anisa telah memberikan kunci
jawaban UKK tadi pada Andin! Nilainya jelas baguslah pak” jelas Radit dengan
tergesa-gesa
“Ah.. masa?” ragu Pak Narto
Saat mereka berbincang datanglah Andin
“Permisi pak..” ucap Andin dengan suara manisnya
“Silahkan.. ndin masuk nak” kata Pak Narto
Pak Narto pun mengajak Andin, Radit, dan Bu Anisa
duduk diruang tamu yang terletak di samping ruang guru. Dan akhirnya Pak Narto
menanyai satu persatu dari mereka.
“Andin apa benar kamu di kasih Bu Anisa kunci
jawaban?” tanya Pak Narto dengan halus
“Tidak…tidak pak. Benar Bu Andin memberi kertas yang
membuat nilai saya bagus tapi Bu Andin tidak memberikan kunci jawaban pada
saya” jawab Andin dengan penuh keyakinan
“Lantas kertas apa itu? Yang kamu sebut kertas
pemeras ajaib yang bisa buat kamu dapet nilai 100?” sahut Radit masih dengan
kesinisannya
Bu Anisa pun meminta Andin mengeluarkan kertas yang
beliau berikan pada Andin.
Kertas itu pun segera dikeluarkan dari kantong saku
rok Andin dan dibuka nya! Semua terpana! Kertas pemeras ajaib itu ternyata berisi 5 hasil lembar hasil ulangan Andin yang nilai tiap lembarnya
adalah 50 dan tertulis pada lembar tersebut sebuah kalimat seperti ini “Kapan
kamu dapet 100. Kalau kamu gak belajar nilai kamu tetap 5. Ambil buku materi,
pelajari kembali dan ingat besok ulangan siaplah mendapat nilai 100!”
Selepas melihat kertas itu Radit meminta maaf pada
Andin dan Bu Anisa karena telah menuduh seenaknya.
Comments
Post a Comment
be leave a comment